Nurussalam- Jum’at (18/6) dalam rangka mempersiapkan pendirian perguruan tinggi (STIT Nurussalam) yang bermutu dan berkualitas, Pondok Pesantren Modern Nurussalam berkesempatan mengundang Prof. Dr. Suyitno, M.Ag selaku Direktur Diktis Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia. Bertempat di gedung pusaka lt. 201-202 acara dimulai pukul 13.20 hingga selesai. Acara ini dihadiri oleh seluruh calon dosen dan fungsionaris STIT Nurussalam.
Dalam acara ini, calon ketua STIT Nurussalam Al-Ustadz Mehdar Badrus Zaman, M.M, berkesempatan memberikan sambutan. Beliau menuturkan bahwa sejumlah proses terkait persiapan pendirian telah dilalui, namun tahapan proses tersebut sempat terhambat oleh pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu. Meskipun demikian STIT Nurussalam terus berupaya meningkatkan mutu persiapan pendirian dengan menambah buku-buku perpustakaan, merevisi borang via online dan melengkapi sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Pada kesempatan ini pula Bapak Pimpinan PMNS turut hadir dan menyampaikan bahwa hakikat orang besar adalah mereka yang mau berjuang di desa yang kecil, dekat dengan mushola dan jauh dari keramaian.Dengan izin Allah Pondok Pesantren Modern Nurussalam didirikan pada tahun 1995 bahkan sekarang Pondok Pesantren Modern Nurussalam telah diwakafkan. selain itu Nurussalam juga memiliki 15 BUMN atau Badan Usaha Milik Nurussalam, “pondok maju bukan karena dibantu tapi pondok di bantu karena maju. Untuk itu perluasan wakaf juga tidak berhenti, dan pondok terus mempersiapkan generasi muda sebagai bentuk dari kaderisasi,” tutur beliau.
Dalam acara ini, Prof.Dr. Suyitno,M.Ag menyampaikan pengarahan penting terkait persiapan pendirian Perguruan Tinggi, “Mendirikan itu perkara yang sulit, namun yang lebih sulit adalah menjaganya,”Beliau mengibaratkan contoh sederhana seperti manajemen wc, mendirikan wc tidak sulit namun menjaganya bisa dibilang tidak mudah. “Jika berhasil me-manage wc berarti berhasil memanage thaharah dzahir, sehingga seseorang yang masuk wc bersih dari najis bukan justri terkena najis. Begitu juga mendirikan sebuah perguruan tinggi, membutuhkan SDM yang baik dan berkualitas untuk menjaga mutu Perguruan Tinggi, Sehingga PerguruanTinggi tidak hanya Nampak baik diluar namun juga baik di dalam. Tidak mengedepankan casing atau tampilan luar.” jelas beliau.
Selain itu beliau juga menambahkan “mutu dan kualitas itu penting, jangan pernah bim salabim dalam perguruan tinggi, the process is never ending. harus memiliki visi yang tinggi dan maksimal, STIT Nurussalam bukan sekedar untuk alumni PMNS tapi juga alumni Indonesia. Jangan kehilangan arah dan kehilangan harapan. Para SDM harus memiliki passion dalam tugas mereka masing-masing sehingga akan timbul rasa cinta terhadap perguruan tinggi, nyaman, perhatian dan rela berkorban. Untuk itulah sebuah sistem sangatlah penting, semuanya penting, ibarat sebuah kendaraan yang memiliki mesin yang bagus namun ban nya bermasalah, maka kendaraan itu tidak akan sampai ke tujan dengan normal dan baik. Maka dari itu harus memiliki motto -one vision, one team, one goal-.” ujar beliau.
Semoga kedepan STIT Nurussalam dapat menjadi perguruan Tinggi yang unggul, bermutu dan berkualitas. semoga semua proses pendirian perguruan tinggi dimudahkan oleh Allah Swt. dan mampu melahirkan sarjana-sarjana yang bermental pejuang. Amin.